Soko Lokal

Hitungan Jam Sebelum Maut di Pesta Pernikahan Anak Gubernur, Dedi Mulyadi Sempat 'Pamer' Banyak Penggemar

Update kasus maut di Garut. Pernyataan Dedi Mulyadi soal pesta pernikahan anaknya disorot usai insiden maut di Garut. Ini kronologi lengkap dan reaksi publik.

By Cikal Sundana  | Sokoguru.Id
21 Juli 2025
<p>Usai tragedi pesta rakyat di Garut, pernyataan Dedi Mulyadi berubah. Publik pun mempertanyakan tanggung jawab sang pejabat. Simak faktanya di sini.</p>

Usai tragedi pesta rakyat di Garut, pernyataan Dedi Mulyadi berubah. Publik pun mempertanyakan tanggung jawab sang pejabat. Simak faktanya di sini.

SOKOGURU, GARUT - Pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terkait pesta rakyat dalam rangka pernikahan anaknya, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, tengah menjadi perbincangan hangat. 

Pasalnya, pernyataan Dedi dinilai tidak konsisten sebelum dan sesudah terjadinya insiden maut yang mewarnai perayaan tersebut. 

Sikap Dedi ini menuai kritik karena dianggap tidak mencerminkan sikap pejabat publik yang transparan dan bertanggung jawab.

Dalam unggahan video YouTube di kanal Kang Dedi Mulyadi Channel pada 15 Juli 2025, terlihat jelas bahwa Dedi sempat berdiskusi dengan putranya terkait rangkaian acara pernikahan. 

Ia menanyakan soal hiburan yang akan digelar dalam pesta rakyat tersebut. “Ari ayah mah penggemarnya banyak, pasti warga ini brek (Ayah ini penggemarnya banyak, pasti warga itu tumpah ruah), warga ada hiburannya enggak nanti?” tanya Dedi, yang langsung dijawab oleh Maula bahwa akan ada hiburan pada tanggal 18 malam.

Maula pun menyebut beberapa nama artis dan pelawak yang akan mengisi acara hiburan bagi warga Garut. 

Di antaranya adalah Ohang, Kiwil, dan Ceu Popon. Pertunjukan tersebut direncanakan berlangsung di area pendopo dekat alun-alun Garut, yang memang kerap digunakan untuk acara besar masyarakat. 

“Di Pendopo ada alun-alun besar, di situ. Warganya nanti diharapkan datang pada acara kesenian,” ujar Maula, menunjukkan bahwa acara itu bersifat terbuka dan telah direncanakan dengan melibatkan masyarakat luas.

Namun pernyataan Dedi Mulyadi berubah drastis usai tragedi terjadi. Pada 18 Juli 2025, saat konferensi pers di Trans Hotel Bandung, ia menyatakan tidak mengetahui adanya acara syukuran pernikahan Maula dan Putri Karlina yang mengundang masyarakat umum. 

"Yang kegiatan di Garut hari ini, acara syukuran Maula dan Putri, secara pribadi saya tuh tidak tahu acara kegiatan itu. Saya tidak tahu bahwa ada acara syukuran bersama warga, kemudian mengundang warga makan bersama,” ujarnya kepada awak media.

Baca Juga:

Pernyataan ini langsung mengundang tanda tanya publik. Bagaimana mungkin seorang ayah, yang sebelumnya terlihat aktif bertanya dan terlibat dalam diskusi persiapan pernikahan, tiba-tiba mengaku tidak mengetahui adanya pesta rakyat yang cukup besar dan melibatkan warga? 

Kontroversi pejabat publik ini memperkuat dugaan bahwa ada upaya menghindari tanggung jawab setelah munculnya korban jiwa dalam perayaan tersebut.

Tak hanya masyarakat umum, warganet pun ramai-ramai membahas hal ini di media sosial. 

Banyak yang mempertanyakan kejujuran dan ketegasan Dedi Mulyadi sebagai seorang pemimpin daerah. 

Apalagi, posisi Dedi sebagai tokoh politik di Jawa Barat tentu menuntutnya untuk lebih hati-hati dalam membuat pernyataan, terutama terkait hal yang melibatkan keselamatan warga. 

Insiden pesta pernikahan ini pun menjadi pelajaran penting tentang pentingnya perencanaan acara publik yang aman dan bertanggung jawab.

Peristiwa tragis ini juga menjadi refleksi bagi para pejabat dalam mengelola acara yang melibatkan publik secara luas. 

Rencana yang matang, pengawasan ketat, dan komunikasi yang jujur menjadi syarat mutlak agar tidak terjadi kesalahan fatal di kemudian hari. 

Apalagi, pesta rakyat Garut ini dilangsungkan dalam momen bahagia yang semestinya membawa kegembiraan, bukan duka.

Kini publik menantikan klarifikasi lanjutan dari pihak terkait, terutama dari Dedi Mulyadi, agar persoalan ini tidak menjadi spekulasi berkepanjangan. 

Di tengah sorotan masyarakat dan media, penting bagi pejabat publik untuk menunjukkan sikap terbuka, bertanggung jawab, dan jujur. 

Terlebih saat kepercayaan publik sedang diuji oleh peristiwa tragis yang seharusnya bisa dihindari. (*)